Senin, 25 Agustus 2014

Melihat tumpukan kayu bakar ini membawa ingatan saya pada beberapa puluh tahun silam .... (astaghfirullah, sudah tua ternyata....). Ketika musim panen tebu adalah hari-hari sibuk. Hampir setiap sore, saya ke sawah (punya orang lain) untuk mencari tebu-tebu sisa yang nggak diangkut untuk dijadikan kayu bakar. Selesai semua tebu diangkut ke pabrik gula dengan truk, biasanya para petani membakar sawah untuk membersihkan daun tebu alias daduk. Nah, ketika area telah dingin kembali, giliran saya mencari kayu-kayu tebu yang tidak habis terbakar. Baju tangan muka kaki jadi celemotan dengan arang tebu. Setelah terkumpul banyak, badan kecil saya masih harus menggendhong ikatan kayu-kayu tebu itu ke rumah. Berat dan sangat melelahkab. Tapi saya menikmatinya.....
Dan, saya tidak sendirian berburu kayu tebu di sawah. Ada beberapa tetangga yang berlaku sama. khusus hari minggu, karena libur sekolah, biasanya saya cari kayu bakar pagi-pagi sekali biar bisa lekas istirahat, nonton teve TVRI, tentunya di rumah tetangga.
Ah, masa-masa kecil yang penuh perjuangan.....




0 komentar:

Posting Komentar